NAMA : ADI IRIYANTO RAHMAN
NPM :
17 630 003
Uji t Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan (dependent) parametrik
Uji
t dua sampel/kelompok seperti materi yang pernah dibuat mengenai uji t dua
sampel dibagi kedalam dua jenis yaitu uji t dua sampel/kelompok
independent(bebas) dan uji t dua sampel dependent(berpasangan). sebelumnya juga
sudah dibuat mengenai uji t dua sampel/kelompok independent(bebas). Nah, kali
ini akan dibahas tentang uji t berpasangan. uji t berpasangan tentu saja
digunakan apabila dua kelompok tersebut saling berhubungan.Dua sampel
berpasangan artinya sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua
perlakuan atau pengukuran yang berbeda.
Kapan menggunakan Uji
t sampel/kelompok dependent(berpasangan)?
- uji
komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum dan
sesudah
- digunakan
pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut:
- satu
sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
- merupakan
data kuantitatif (rasio-interval)
- berasal
dari populasi dgn distribusi normal (di populasi terdapat distribusi
difference = d yang berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance
=1)
Contoh Kasus uji t
sampel/kelompok berpasangan:
- Apakah
terdapat perbedaan berat badan (kg) antara sebelum puasa
dan sesudah puasa selama satu bulan?
- Apakah
terdapat perubahan skor pengetahuan tentang gizi antara sebelumdan sesudah penyuluhan
gizi?
- Apakah
terdapat perbedaan kadar kolesterol dalam darah (mg%) yg diperiksa oleh dua
alat yang berbeda?
Pada
contoh no 1 dan 2 diatas terlihat bahwa yang diuji satu individu tapi dengan
dua perlakuan yang berbeda yaitu sebelum dan sesudah.
pada contoh no3 juga hampir sama yaitu menguji perbandingan kadar kolesterol
dengan dua alat yang berbeda.
Hipotesis dalam uji t
dua sampel/kelompok:
- Uji dua
arah. pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata1 dan rata-rata2.sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya
yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.
- Uji
satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok/sampel 1 memiliki rata-rata
sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan
hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih kecil dibandingkan dengan
rata-rata kelompok 2.
- Uji
satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal
kelompok/sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih kecil dengan
rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1
lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
Hipotesis
awal ditolak, bila:
|t hitung| > t tabel
atau:
Hipotesis awal diterima, bila:
|t hitung| <= t tabel
|t hitung| > t tabel
atau:
Hipotesis awal diterima, bila:
|t hitung| <= t tabel
Statistik hitung (t
hitung):
Dimana:
Keterangan
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
S d = Standar Deviasi dari d.
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
S d = Standar Deviasi dari d.
Langkah-langkah
pengujian signifikansi (hipotesis) dalam Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan:
- Tetapkan
H0 dan H1
- Tetapkan
titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat kepercayaan 99 %)
yang terdapat pada tabel “t”.
- Tentukan
daerah kritis, dengan db = n -1.
- Tentukan
t hitung dengan menggunakan rumus.
- Lakukan
uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung dengan “t”
tabel.
Contoh Kasus dalam
pengerjaan pengujian signifikansi (hipotesis)
Suatu kegiatan penelitian eksperimental, telah berhasil menemukan metode “ABG” sebagai metode baru untuk mengajarkan mata kuliah Statistika II. Dalam rangka uji coba terhadap efektifitas atau keampuhan metode baru itu, dilaksanakan penelitian lanjutan dengan mengajukan Hipotesis Nol (Nihil) yang mengatakan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai Statistika II antara sebelum dan sesudah di terapkannya metode “ABG” sebagai metode mengajar mahasiswa UIB sem 6. Dalam rangka pengujian ini diambil sampel sebanyak 20 mahasiswa. Gunakan taraf kepercayaan 95 % (alfa=5% ) untuk menguji pernyataan (Hipotesis) tersebut.
Datanya Sebagai berikut:
Nama
|
Nilai Statistika II
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|
A
|
78
|
75
|
B
|
60
|
68
|
C
|
55
|
59
|
D
|
70
|
71
|
E
|
57
|
63
|
F
|
49
|
54
|
G
|
68
|
66
|
H
|
70
|
74
|
I
|
81
|
89
|
J
|
30
|
33
|
K
|
55
|
51
|
L
|
40
|
50
|
M
|
63
|
68
|
N
|
85
|
83
|
O
|
70
|
77
|
P
|
62
|
69
|
Q
|
58
|
73
|
R
|
65
|
65
|
S
|
75
|
76
|
T
|
69
|
86
|
Maka Langkah -langkah
yang perlu dilakukan:
- Menentukan
Hipotesis yang digunakan, yaitu:
(Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sebelum dan sesudah)
(Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar sebelum dan sesudah)
- Tetapkan
titik kritis yaitu alfa 5%
- Tentukan
daerah kritis, dengan db = n -1=20-1=19
- Tentukan
t hitung
- Memulai
dengan menghitung D(selisih)
- .
- Menghitung Standar Deviasi:
- Menghitung t hitung:
- Lakukan
uji signifikansi
Diketahui
t tabel = 2,093. Sehingga |t hitung| > t tabel
Sehingga dapat disimpulkan:
Ho ditolak , sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar statistika II sebelum dan sesudah diterapkannya Metode “ABG”.
Sehingga dapat disimpulkan:
Ho ditolak , sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar statistika II sebelum dan sesudah diterapkannya Metode “ABG”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar